Ketika kita masihlah kecil, umumnya nasehat mengenai kesehatan yang kita kenali, datangnya dari orang-tua, rekan, atau beberapa orang lain di seputar kita. Tetapi, yang namanya omongan serta info yang datang dari mulut ke mulut tidak dapat juga kita yakin 100 %. Telah waktunya memisah mana yang mitos serta mana yang kenyataan. Tersebut disini info sekitar kesehatan mata anak dari Jakarta Eye Center
“Makan banyak wortel dapat menghindar mata minus”
Mulai sejak di bangku SD kita sudah tahu kalau wortel memiliki kandungan vitamin A. Vitamin A bagus untuk mata. Tetapi, tidak berarti kita dapat konsumsi wortel dalam jumlah banyak serta mengharap akan dapat melindungi mata dari penurunan manfaat, seperti mata minus atau yang lain. Sangat banyak konsumsi vitamin A dapat memberatkan kerja organ hati, yang manfaatnya yaitu untuk menghasilkan vitamin A dalam tubuh. Vitamin tak dapat menghindar minus. Semuanya zat itu bekerja pada saraf-saraf retina, bukanlah pada bagian sistem optik. Mata sebagai minus atau plus bergantung pada kelenturan lensa saat berakomodasi, bukanlah lantaran kekurangan konsumsi vitamin tertentu.
“Sering mengucek mata menyebabkan kebutaan”
Mengucek mata tak menyebabkan kebutaan, tetapi bisa jadi pertanda ada alergi atau kelainan retina pada mata anak. Anak-anak yang mempunyari kecenderungan alergi pada mata umumnya kerap terasa gatal serta refleks mengucek mata, hingga merubah perubahan bentuk kornea. Diluar itu, mengucek mata memanglah mempunyai resiko. Terlebih saat tangan dalam kondisi kotor, mengucek mata dapat mengakibatkan iritasi mata (konjungtivitis) serta bintitan (hordeolum). Baiknya sampaikan pada anak Anda untuk membersihkan atau mengusap mata dengan air bersih jika matanya terasa gatal.
“Membaca sembari tiduran berbahaya”
Yang tentu, gaya membaca seperti ini dapat membuat mata cepat lelah. Yang paling ideal yaitu memposisikan bahan bacaan pada sudut 60 derajat ke arah bawah serta berjarak seputar 30 cm dari muka. Jika mau membaca sembari tiduran, tentukan posisi rebah, upayakan tubuh setengah duduk (bertumpu pada bantal) serta kepala tegak.
“Jangan nonton tv sangat dekat! Nanti matanya rusak! ”
Belum ada bukti ilmiah yang tunjukkan kalau rutinitas sekian akan mengakibatkan kerusakan mata. Namun, Anda butuh waspada bila anak terus-terusan lihat atau melihat obyek sangat dekat, mungkin saja tandanya penglihatannya memanglah terganggu. Idealnya, jarak melihat tv yaitu 4 kali diagonal monitor tv. Jadi, bila diagonal monitor tv Anda yaitu 50 cm, jadi jarak paling baik untuk melihat yaitu 2 mtr.. Terkadang anak mendekat dengan tv lantaran mau menyentuh tokoh-tokoh cerita atau merasa dirinya bagian dari narasi dalam tv. Rutinitas ini akan hilang sejalan bertambahnya umur. Anak-anak dapat konsentrasi dekat tanpa ada kelelahan mata jauh tambah baik daripada orang dewasa. Saat si kecil melihat tv, mintalah supaya ia sesekali lihat ke satu object yang jauh, untuk merilekskan matanya, contoh, dengan lihat pemandangan diluar, atau ke arah ruang lain yang tampak dari tempatnya duduk. Ingatkan juga untuk memohon si anak lihat ke arah yang jauh tiap-tiap anak lakukan near-work activity, seperti waktu membaca.
“Juling pada bayi nantinya normal sendiri”
Ini yaitu mitos yang salah. Bayi yang berumur 0-4 bln. memanglah dapat tampak juling (strabismus) saat tengah berupaya lakukan fiksasi, tetapi kondisi itu akan berhenti sendiri searah dengan kekuatan fiksasi yang lebih baik. Namun bila sesudah umur 4 bln. mata tetaplah juling walau tak tengah berfiksasi pada obyek yang dekat mata, segera periksakan anak ke dokter mata untuk meyakinkan juling atau tak. Strabismus yang muncul mulai sejak lahir biasanya diakukan dengan prosedur bedah. Menurut pakar strabismus, Dr. Gusti G. Suardana, SpM., “Target bedah strabismus pada umumnya terdiri dua, yakni binocular vision serta kosmetik. Tujuan pertama lebih bisa diraih bila aksi bedah dikerjakan waktu umur pasien masihlah kecil. ” Bila dilewatkan saja, kesempatan untuk memperoleh binocular vision menghilang, serta bisa berkembang jadi amblyopia atau mata malas. Ingat, otak cenderung mensupresi sisi tubuh yang jarang digunakan. Pada pasien amblyopia, otak mensupresi mata yang tidak sering digunakan. Karenanya, mata mesti selalu dipaksa bekerja, kecuali kita ingin otak menganggap mata itu tak dibutuhkan lagi.
Blogger Comment