Buya Yahya di 1 Muharram 1437 H lalu, mengisi kajian rutin di Mesjid Raya Al-Azhom, Kota Tangerang. Di mauidzohnya, pemimpin Majlis dan LPD Al-Bahjah Cirebon ini menyebutkan berkenaan tentang sekian banyak ciri wanita yang paling bodoh.
Buya menuturkan elemen tersebut di penghujung acara sesaat sebelum doa penutup, yang disebut jawaban pertanyaan darisatu orang mustami’ wanita.
Menjawab pertanyaan yangg di tanyakan oleh muslimah itu, Buya mengemukakan bahwa memang lah harusnya satu orang muslim ataupun muslimah memiliki keharusan buat mempelajari sepanjang hidupnya dan dalam pencarian ilmu itu tidak terbatas pada satu buah bagian ilmu saja. Yang paling penting yaitu bagaimana beberapa ilmu itu akan membuat diri lebih dekat terhadap Allah SWT, intinya beberapa ilmu yg mengenai hukum syar’i.
Niat yang baik dalam mencari ilmu itu sebaiknya dibicarakan bersama ke-2 orang-tua yang sudah melahirkan kita. Buya berikan contoh, orang-tua yang ingin sesegera mungkin menikahkan anak gadisnya. Tentu sang anak harus menuruti tekad orangtuanya itu. Lebih-lebih lagi jika kriteria buat menuju satu buah pernikahan sudah mampu terpenuhi.
Satu orang wanita tidak memiliki kewajiban dalam penuhi nafkah keluarga. Yang jadi kewajiban untuk satu orang wanita yaitu mematuhi perintah dari suaminya asalkan pas dengan hukum Allah dan Sunnah Rasul-Nya.
Dengan pernikahan, satu orang wanita akan memiliki benteng yang berimbas menjadi terhindarnya diri dari bahaya zina pacaran ataupun dosa yang melebihi dari itu.
Dirinya juga menceritakan kisah hidupnya pada beberapa mustami’ dimana dulu Beliau melangsungkan pernikahan saat tengah kuliah. Namun nyatanya, pernikahannya tidak mengakibatkan gerak langkahnya tertahan dalam mendakwahkan agama maupun berprestasi dalam bermacam sektor yang lain.
Dia menjelaskan bahwasanya dengan memilih menikah, satu orang bisa merasakan ketenangan batin atau pun fikiran hingga pada akhirnya dengan mudah meraih prestasi.
Balik di awal kisah, tentang pertanyaan yang dipertanyakan seseorang muslimah berkaitan dengan wanita yang paling bodoh, Buya Yahya menisbatkan faktor ini pada para wanita yang memilih menjalani pendidikan supaya mampu memiliki gelar sarjana, master, doktoral hingga profesor. Dengan gelar yang sudah dimilikinya, dirinya lebih pilih untuk berkarir dan meninggalkan anak-anaknya supaya diasuh oleh pembantu ataupun pengasuh.
Di ujung perbincangan, Kyai yang selalu berkeliling untuk berdakwah tentang agama hingga ke Malaysia itu, menyampaikan bahwa muslimah jangan berdoa agar Allah memberinya pekerjaan setelah lulus dari perkuliahan. Tetapi, berdoalah untuk doa yang sesungguhnya yaitu misalnya “Ya Allah, berikanlah saya jodoh yang mampu memenuhi keperluan hidup saya dan juga keluargaku”
Jikalau Allah mengijinkan dan mengabulkan doa itu, satu orang istri tidak butuh lagi yang namanya bekerja diluar rumah, sehingga bisa berkonsentrasi untuk mengurus suami dan anak-anaknya saja dirumah.
Sahabat, masihkah ada yang salah dalam berdoa pada Allah selama ini??
Blogger Comment